Kamis, 26 Juli 2012

Celurit, Perlengkapan Pelajar Sukabumi

CIKOLE - Kebiasaan buruk pelajar di Kota Sukabumi belum juga bisa dirubah. Jika lazimnya pelajar membawa buku, pulpen dan alat belajar lainnya, maka sejumlah pelajar di Kota Sukabumi sudah terbiasa membawa senjata tajam (sajam) sejenis samurai, celurit, golok, gir atau pun gergaji. Beragam sajam itu tidak lain untuk digunakan tawuran. Soalnya dari sisi historis (utamanya SMK) sudah punya musuh masing-masing yang setiap siswanya bertemu di jalan, hampir dipastikan akan berujung perkelahian.
 Ironisnya, 'kebiasaan' tawuran dan membawa sajam ini bukan hanya identik dengan SMK swasta, tapi juga sekolah negeri. Bahkan dalam razia pelajar, kemarin, ada pelajar MAN 1 Kota Sukabumi yang digelandang ke Mapolres Sukabumi Kota karena kedapatan membawa peralatan tawuran. Sebuah gir ditemukan (baca:disiapkan) dalam tasnya untuk digunakan jika bentrok dengan pelajar dari sekolah lain.
 Dalam razia kemarin, sembilan pelajar SMK dan MAN yang kedapatan membawa senjata tajam yang diduga akan dipakai untuk tawuran. Para pelajar itu, tertangkap saat operasi rutin yang dilakukan Polres Sukabumi Kota. Mereka menyembunyikan senjata tajam tersebut di dalam tasnya. Operasi sendiri dilakukan di dua titik yakni di Jalan RA Kosasih Ciaul dan Perempatan Degung. Dari sembilan siswa tersebut, mereka di antaranya pelajar SMK Pasundan, SMK Angkatan Muda Siliwangi (AMS), MAN 1 Kota Sukabumi dan SMK Bina Pendidikan Kabupaten Bogor.
 Mereka mengatakan, senjata tajam tersebut dibawanya untuk jaga-jaga. Masalahnya, ketika mereka berangkat sekolah sering dicegat oleh SMK lainnya. "Saya sering dicegat di dekat sekolah Mardiyuana. Makanya saya membawa celurit  untuk berjaga-jaga. Soalnya, kalau bawa sajam, musuh takut menyerang kami," ujar salah satu pelajar Kelas IX SMK Pasundan, Togar.
 Sementara itu menurut siswa MAN 1 Kota Sukabumi, Abubakar membantah gir yang dibawanya tersebut merupakan miliknya. Dirinya mengaku barang tersebut milik temannya yang sekolah di SMK AMS. "Ini bukan milik saya. Gir ini milik teman saya yang rencananya akan saya berikan," kilahnya.
 Meski polisi gencar melakukan razia, namun tidak membuat jera pelajar. Saban hari, ada saja pelajar ditemukan bawa saja. Seperti pada 16 Januari lalu, sejumlah pelajar juga terjaring razia, ada yang bawa golok. Bahkan beberapa hari lalu ada pelajar SMK Kartika Chandra yang tangannya nyaris putus setelah disabet samurai oleh siswa SMK Pasundan di Degung.
 Pihak Polres Sukabumi Kota berharap, para guru masing-masing sekolah menindak tegas bagi siswanya yang sering berbuat ulan. Sehingga, menimbulkan efek jera bagi siswanya. "Kita hanya bisa melakukan penindakan pembinaan saja. Tapi, kalau pihak sekolah memberikan tindakan tegas termasuk ancaman dikeluarkan kemungkinan siswa juga akan berfikir dua kali untuk ikut tawuran," ujar Kabag Ops Polres Sukabumi Kota, Kompol Herryanto.
 Setelah dilakukan pembinaan, pelajar terjaring razia ini kembali dilepaskan kecuali bagi siswa yang membawa senjata tajam. Mereka terpaksa harus diperiksa oleh Satuan Reskrim Sukabumi Kota karena dianggap melakukan perbuatan melawan hukum.(nur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar